Senja memerah diujung bukit, berhembus angin datang perlahan, bersama janji kelingking berkait, untuk setia dalam penantian..

Engkau yang pertama mengukir indah diary cinta, yang kutulis dan kusimpan dalam lubuk hati, yang tiada noda juga tiada cela yang sama terpisah hanyalah karena cita..

Sekian lama aku menunggu, namun tiada juga kabar baik darimu, entah lupa ataukah hilang setia, hingga diriku terpinanglah sudah..

Namun mengapa kini kau datang, dengan melati putih dalam genggaman, entah apa yang harus aku katakan, sedang kejujuran pastilah akan menyakitkan..

Rinduku tiada hilang, sayangku tiada pudar, namun cintaku kini telah terpagar dan maafkan bila kecewa yang engkau rasakan..

Adakah yang salah dengan takdir cinta, hingga disetiap saat engkau slalu hadir disetiap pejamnya mata, sedangkan rantai emas telah mengikat cinta, yang bukan darimu yang slalu aku..
R I N D U –