171 - DERITA TIADA BERTEPI

Haruskah aku sesali akan bahagia yang telah beranjak pergi, akan langkah hidupku yang semakin pedih dari sukanya hati yang sekejap, dari manisnya janji yang menyejukan hati nurani, hingga aku terperosok ke dasar palung derita...

Hidup bersamamu memanglah impian, m
impi yang teramat indah untuk dilukiskan, seindah pesona dayeuh luhur dengan hamparan bukit hijau yang membentang, seindah janji surga yang terucap merdu menyejuk jiwa, sungguh aku bahagia...



Namun kepingan mimpi kini tiada lagi, h
anya tersisa rantai derita yang mengikat dan menjerat, napasku sesak akan khianat, jiwaku terluka dan terkoyak dan engkau berlalu tanpa hirau akan ratap dan tangisku..


Usanglah sudah harapku, t
erhempas kandas kedasar pilu, kini aku berpijak pada kaki yang rapuh, entah kepada siapa kini ku harus mengadu, sedang rasa hatiku masihlah menyisa goresan sembilu, pediiih dan mungkin teramat pedih...


Aku lelah n
amun aku juga ingin cinta, cinta yang bukan separuh hati, cinta yang bukan bahagia di hari ini, cinta yang bukan menggores derita juga menetes air mata, tetapi cinta yang membawa bahagia sampai aku menutup..

-- M A T A --
--------------