Bertahun sudah berlalu, namun mengapa bayangmu tiada jua sirna dari pandang mataku, engkau yang menjadi pijaan, engkau yang begitu sopan, kiranya telah membuatku terjatuh dalam asmara cinta berpadu sayang..

Sungguhlah indah masa remajaku, melangkah berdamping melewati tapak tapak asmara, bermakan bersama dalam canda dan juga tawa, walau itu hanyalah sepintas lalu, namun aku sangatlah mengerti akan apa yang tersirat didalam kalbu, bahwa engkau menyayangiku..

Bersama temaramnya sinaran rembulan, bersama keindahan taman impian, engkau pegang tanganku, engkau dekap ragaku dan engkau bisikan kata rindu bahwa hanya aku yang ada dalam hatimu..

Namun mengapa kemarau slalu melanda hati, dinding hatiku rapuh, pijak kakiku luluh, engkau padamkan api asmara, engkau suguhkan racun derita, untuk bersanding bahagia, dengan bukan aku yang telah lama menjadi pilihan hatimu..

Sungguh hatiku sakit, aku terlalu percaya dengan manisnya kata cinta, namun aku tiada sanggup untuk membenci, walau berulang kau sakiti..

Duhai kekasih..

Mengapa kini kau kembali untuk menyiram akar cinta yang telah mati, haruskah aku percaya, namun aku tiada berdaya, hingga kisah lama haruslah berulang dan aku yang hidup dalam kesendirian, bagai tak mampu menahan hempasan badai dari aroma cinta yang slalu harum dalam jiwaku..

Duhai pujaan hati...
Jiwaku terlalu rapuh untuk membenci, aku tertikam panah asmara dari kekasihku yang kini telah mendua, sungguh hatiku tiada dapat meronta, karena untuk dirimu masihlah slalu  kusimpan.
- C I N T A -