TERBAKAR API CEMBURU

Indahlah sungguh suara terdengar, merdu mendayu membuai kalbu, hingga disetiap putaran waktu tiada kulepas akan pesona rupa indahmu.


Bukanlah tiada goda aku melangkah, bersambut sapa dengan nada yang indah, namun hasrat cintaku telah kuat terikat dilembah hatimu yang menjadi tujuan bahagia dalam hidupku.


Namun mengapa begitu rapuh hatimu, hingga mudah terbakar api cemburu, sedang lentera cinta yang kita nyalakan masihlah slalu hangat aku rasakan.


Bukanlah sekejap kita bersama mengukir cinta dengan lukisan indah, namun mengapa hatimu kini menjadi gulana bagai berkuda hilang kekangnya, hingga tiada kendali dalam bertingkah.


Kujunjung tinggi arti sebuah janji, kupegang teguh makna sebuah sumpah, namun mengapa laju perahu cintamu goyah, terombang ambing dalam keraguan, hingga kesucian cinta yang tergenggam, menjadi hangus terbakar hanyalah karena ketidak percayaan.


Kini kemana aku harus bersandar diri, dikala payung cintamu tiada meneduhku lagi, ataukah aku berlalu dan melupakanmu, namun hatiku sudah terlanjur
- M E N C I N T A I M U –